Ironi dan Terabaikan Proyek Stadion Walagri Parakansalak Jadi Lahan Kosong Tak Terawat
Sukabumi, Fokus Tajam || Ironi memang pembangunan proyek stadion Lapangan Bola Walagri di Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, yang digelontorkan dari Dana Pemerintah Kabupaten Sukabumi, kini menyisakan kekecewaan. Alih-alih menjadi pusat aktivitas pemuda dan ikon olahraga daerah, lapangan tersebut justru terbengkalai dan dikuasai rumput serta angin (kosong melompong).
Proyek yang di gadang akan menjadi stadion Walagri Parakansalak ini berada di bawah naungan Dinas Kepemudaan, Olahraga, (Dispora) Kabupaten Sukabumi ini diduga termajinalkan.
Pasalnya, hingga pertengahan bahkan akan memasuki akhir tahun 2025 ini, bangunan yang diharapkan menjadi pusat pembinaan olahraga dan wadah persatuan pemuda di wilayah Kecamatan Parakansalak ini justru terabaikan. Tak ada jejak aktivitas olahraga, hanya rerumputan liar yang tumbuh subur.
Masyarakat sekitar mulai mempertanyakan akuntabilitas dan efektivitas penggunaan Dana yang semestinya menjadi alat pemerataan pembangunan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Parakansalak.
Keprihatinan warga bertambah karena sebelumnya, lapangan ini dibanggakan sebagai wujud nyata perhatian pemerintah terhadap pengembangan generasi muda di kawasan Kecamatan Parakansalak namun jadi lapangan biasa saja,” ungkap Hendra Koko (40) saat ditemui tim.
Hendra menambahkan, walaupun kemarin sempat di pakai untuk acara PHBN upacara Bendera merah putih 17 Agustus 2025 kemarin dirasa kondisi lapang Walagri hari ini harus secepatnya di selesaikan.
“Kalau masih seperti ini bagaimana masa depan lapang Walagri? Dulu menjadi kebanggaan dalam acara 17 Agustus kini tidak meriah karena kondisi lapang yang belum rampung,” tambahnya.
Hal yang sama diungkapkan Yudistira (32) salah seorang warga yang juga penghobi sepak bola di Kecamatan Parakansalak menilai bahwa harap besar bahwa wacana pembangunan stadion Walagri Parakansalak akan cepat selesai namun sudah 7 bulan lebih tidak ada kepastian.
“Tentunya kami berharap lapangan ini bisa menjadi tempat kami berolahraga, membentuk karakter, dan menjauh dari hal-hal negatif. Tapi sekarang, malah lebih mirip tempat yang tak tertata jauh dari pada fasilitas olahraga,” cetus Yudistira yang akrab di sapa Iduy.
Lanjut Iduy, kondisi tersebut lebih dari sekadar proyek mangkrak, kondisi ini menimbulkan pertanyaan serius di mana tanggung jawab moral para pihak yang dulu gigih memperjuangkan proyek ini? Ke mana arah pengawasan dan pemeliharaan setelah proyek seolah di biarkan seperti ini?.
“Awal pertama akan dilakukan perataan tanah oleh alat berat, kami tim sepak bola yang ada di Parakansalak merasa tidak ada pemberitahuan bahkan tau-tau akan mulai perataan oleh alat berat, situasi ini menjadi cermin betapa pentingnya ada komunikasi yang lebih intens terhadap klub-klub bola yang ada di wilayah,” tuturnya.
Kami berharap Pemkab Sukabumi, terutama Disporapar, segera melakukan evaluasi menyeluruh dan mengambil langkah konkrit agar lapangan tersebut tidak benar-benar menjadi “monumen kekecewaan” karena kondisi lapang bola Walagri seperti sekarang.
“Tentunya harapan besar kami akan lapangan bola yang layak segera terwujud kami pun berharap kedepannya tidak ada lagi dampak terhadap warga sekitar seperti pas perataan tanah yang mengalami kebanjiran hingga membuat jalan pun licin, tentunya hal tersebut bakal menjadi preseden buruk bagi Pemerintah dalam bentuk pengawasannya,” pungkas Iduy.
Redaksi